Ikan asin merupakan olahan berbahan dasar ikan yang diasinkan dengan
garam dan dikeringkan agar awet. Ikan asin biasanya disajikan sebagai
makanan pelengkap bukan sajian utama.
Ikan asin di Indonesia banyak ragamnya mulai dari ikan asin bulu,
jambal roti, hingga teri medan dan dapat dijumpai di berbagai hidangan
khas Nusantara. Ikan asin juga sangat mudah ditemukan di pasar dan
supermarket.
Saat ini banyak pedagang 'nakal' yang menambahkan formalin sebagai
bahan pengawet agar ikan asin dapat tahan lama. Padahal, jelas bahwa
formalin sangat tidak baik untuk kesehatan.
Dilansir dalam laman royco.co.id Jumat 4 Maret 2016, berikut tips memilih ikan asin berkualitas yang bebas formalin.
1. Perhatikan aroma ikan asin. Ikan asin berkualitas memiliki aroma
khas yang cenderung kurang sedap, sedangkan ikan asin yang diberi
pengawet justru akan kehilangan aroma tersebut, atau bahkan tidak
memiliki aroma apapun.
2. Sentuh daging ikan asin. Umumnya, daging ikan asin akan mudah
hancur. Tetapi, bila ditambahkan formalin, daging ikan asin justru akan
menjadi alot dan keras.
3. Perhatikan warna ikan asin. Ikan asin yang berwarna putih bersih
bisa jadi justru telah diberi pemutih. Pilihlah ikan asin dengan warna
yang normal, bahkan berwarna hitam atau kecokelatan.
4. Perhatikan daya tahan ikan asin. Jika ikan asin yang telah Anda
simpan selama lebih dari satu bulan dalam suhu ruangan masih belum
busuk, berarti ikan asin tersebut telah diberi pengawet.
5. Perhatikan apakah lalat menghinggapi ikan asin tersebut atau
tidak. Lalat biasanya memiliki sensor yang peka, sehingga mereka justru
tidak mau hinggap pada bahan makanan yang mengandung bahan kimia.
Jadi jika Anda melihat pedagang ikan asin yang dagangannya tidak
dihinggapi lalat, berarti ikan asin tersebut telah diberi pengawet.
Sekarang Anda dapat mengetahui ciri-ciri ikan asin berformalin, dan bisa memilih mana saja ikan asin yang baik untuk kesehatan.
sumur :moneyid
0 komentar:
Post a Comment